Sabtu, 16 April 2011

tulisan

Kisah dalam lemari geser
“Kenapa begini jadinya”
“bagaimana ini bagaimana caranya supaya aku bisa keluar”
Aku yang tiba-tiba berada di dalam sebuah lemari.
Dulu,aku sering bermain dengan anak tetangga,Jeremy namanya,di dalam lemari geser.Kami menarik kabel lampu meja dan menyelipkan ke dalam lemari untuk penerangan,membeli kue-kue,berpura-pura bahwa lemari itu adalah kerajaan milik kami berdua,masa-masa yang menyenangkan.
Hari-hari pun berlalu 10 tahun kemudian,entah bagaimana,sekarang aku sedang bersembunyi dalam lemari geser di apartemen pacarku.
“haa hai!”
Suara seorang pria yang kudengar.
“sama sekali nggak menyenangkan,kenapa jadi begini,sih”
Itu yang ku ucapkan di dalam hatiku pada saat itu.
“Jeremy,masuk saja.”
“oke”
Aku mendengar suara percakapan itu di dalam ruang yang berisi kan lemari geser yang saat ini aku berada di dalamnya.Aku terkejut saat mendengar kata Jeremy.Di antara semua orang yang kukenal,kenapa justru Jeremy yang ada di sini.Kalau ditanya bagaimana ceritanya sampai aku terperangkap dalam situasi seperti ini.Semuanya bermula dari ucapan yang dilontarkan pacarku 3 hari yang lalu.
“hei,Risa.”
“kamu suka aku?”
“hah?”
“kenapa sih,kok mendadak dia ngomong begitu.Ekspresinya begitu lagi..aneh”
“dia sendiri yang awalnya nembak aku.”
Kalau pertanyaan seperti itu tercetus diantara pasangan kekasih yang sedang di mabuk kepayang,sudah pasti percakapan yang menyusul kemudian akan  terdengar konyol sekali.Tapi nyatanya..Oon atau linglung? Sayangnya,aku bukan tipe yang seperti itu.
“jangan-jangan, yang kamu suka itu Jeremy ya?”
“eh..”
“kamu kelihatan lebih gembira kalau sedang bersama dia.”
Jeremy yang disebut-sebut olehnya adalah temanku sejak masa kanak-kanak.
Kami bisa tahu pikiran masing-masing tanpa harus mengungkapkannya dengan kata-kata.
Begitu lah hubungan di antara kami.
Orang-orang disekitar kami menunggu waktu saja untuk melihat kami sebagai sepasang kekasih.
Tapi…
“aku suka kamu Risa”
“mau nggak kamu jadi pacarku?”
Yang mengatakan hal itu adalah Wili.
“iyaa”
“boleh deh”
Jujur saja aku merasa senag mendengar pengakuannya itu.
“aaaduuh kamu sendiri tahu kan aku sudah berteman lama dengan Jeremy.”
“tentu saja setiap bersamamu aku juga selalu gembira.”
“gembira sekali malah!”
“mencurigakan, aku tidak suka hubungan yang setengah-setengah seperti ini.
“sampai senin besok, tolong kamu tegaskan lagi soal ini.”
“Ehh eehhh keren juga ucapanmu tadi.”
Biarpun kamu bilang begitu padaku.Bagiku keberadaan Jeremy adalah sesuatu yang sudah sewajarnya.Aku sendiri juga tidak begitu mengerti.
Bagaimana ini baiknya.
“pokonya untuk sementara ini,kalau lihat wajahnya Wili,mungkin aku bisa memastikan sesuatu.”
Aku yang menunggu wili di dalam apartemen, saat aku dating ternyata pintu nya.
Ehh? Terbuka?
Ahh sudahlah aku menunggu di dalam saja.
Lalu aku menuggu selama beberapa waktu.
Tep tep tep dheg.
“Gimana nihhh!!”
“dia pulang!!”
“gawat aku masih belum kepikiran apa-apa.”
Cklek suara pintu terbuka.
Zraaaak suara pintu tertutup.
“ehh?”
Zraaaak
“pintunya koo ga dikunci”
Blaaaammm
“apa yang sudah kulaku kaaan!”
“dasar oooooooon!!’
“Jeremy masuk saja.”
“Oke.”
Hiyaaaaa kenapa Jeremy juga ada disini? dalam situasi seperti ini lagi, ahh bego! Dasar bego! kenapa aku mesti sembunyi segala, uhhh karena kaget,spontan aku..hyuungg, gimana iniiii.
“enak juga ya bisa tinggal sendirian “
“apa boleh buat.”
“ini apartemen kerabat.”
“kamu bakal repot dengan semua urusan kunci tiap kali mau keluar.”
“oh iya tadi kamu bilang pintunya tidak di kunci? tidak apa-apa nij,tinggal sendirian disini?”
Karena aku tidak ingin bertemu dengan Jeremy apakah tidak apa kalau aku tetap sembunyi disisni..bagaimana ini..
“bagaimana kalau sampai ada pencuri masuk?”
“apa yang bisa dicuri?”
“bukan begitu”
“aku pernah dengar cerita seram.”
“seorang cowok tidak dikenal diam-diam masuk kekamar cewek yang tinggal sendirian, katanya cowok itu terus bersembunyi dibawah tempat tidur si cewek selama beberapa hari, seramkan?”
“Ha ha ha mana mungkin ada yang seperti itu di kamar cowok! Cerita itu malahan menganeh kan sekali.”
“kamu nggak janjian sama Risa?”
Dheg
“ah.”
“oh iya,dia itu..beberapa waktu yang lalu kesini dan masakin buat aku.”
“ehh masak apa?”
“kentang atau daging? dia sedang berusaha ambil hati dengan masakan yaa?”
“itu dia, dia lupa memasukan dagingnya!”
“apa?”
“berarti cuma kentang saja? aku jadi ingin lihat”
“mengambil hati apanya tuh!”
Aku yang mendengar percakapan itu merasa kesal uhh Jangan seenaknya saja ngomong yaa!! Drrrrk drrrrrrk
“Yah,tapi masakannya lumayan enak kan?”
“karna ayahnya Risa itu nggak ada, makannya ibunya yang bekerja. nggak heran kalau sedikit-sedikit dia bisa masak.”
“ah yah memang enak sih.”
“kamu pernah makan masakannya ya?”
“iya kami kan tetangga. dia pasti akan kesepian kalau makan sendiri,makannya aku sering ke tempatnya untuk makan sama-sama.”
“Iya,benar karna itu..”
“kalau cuma sendirian aku juga pasti akan makan seadanya. tapi karena ada yang mau datang untuk makan, mau nggak mau aku harus sediain yang pantas.”
“hebat benar-benar enak.”
Wajah Jeremy yang memuji masakanku terlihat sangat manis dan menggemaskan.Karena ingin melihat wajahnya yang seperti itu,aku berusaha sekuat tenaga agar bisa masak ahh.
Fiuhh apa iya yang aku sukai itu Jeremy yaa? Perasaan seperti itu..Apa memang itulah artinya?
“Setiap malam sendirian?”
“He-eh”
“ibunya Risa kerja malam sih.”
“jadi begitu ya.”
“kalau begitu dibandingkan masak mungkin dia lebih pintar membuat minuman ya?”
“lain kali minta dibuatkan ahh!”
“ha ha mana mungkin dia bisa..Risa kan nggak bisa minum.”
Dugh kaya om om saja..ada yaa orang seperti ini uhh reaksi ku setelah mendengar minta di buat kan minuman oleh ku..Apaan sih..dasar bodoh..Aku..aku suka sama Jeremy? Sejak kapan? Sejak pacaran sama wili? iya dia nembak aku. Hehehe terus dibilang suka itu ternyata sangat menyenangkan, baguslah dia itu menyenangkan koo.Makannya kupikir semuanya akan berjalan lancar hahahah.Tapi kadang kadang kelakuan wili yang misalnya,caranya membuka atau menutup pintu,kebiasaannya yang suka membuang sampah begitu saja,kadang-kadang semua itu membuatku merasakan keanehan.Dan begitu aku merasakannya,semuanya jadi tak bisa dicegah lagi. Seandainya kata-kata itu keluar dari mulutmu jeremy,apa aku akan merasa jauh lebih gembira?
Uhhh panas..bagaimana ini biar aku bisa keluar?
Bagaimana ini dulu sangat menyenangkan waktu aku masih sering bermain dalam lemari geser..Bersama Jeremy begitu berada dalam lemari geser kami pun tak terusik.Tapi sekarang aku merasa sangat gelisah Jeremy.
“Omong..omong..ini soal Risa.”
“menurutmu bagaimana dia akhir-akhir ini?”
“eh biasa-biasa saja tuh, bukannya dia lebih suka padamu?”
“Hah?”
“pasti begitu dia pasti lebih suka padamu.”
“Woii woii woii!! Jangan ngomong begitu doooong!!”

 “terus kamu sendiri bagaimana? Bukannya kamu juga suka pada Risa?”
“hahaha yang pacaran itu kan kalian.”
“kesampingkan dulu soal itu.Aku tanya perasaanmu padanya?”
“bagaimana? Kamu suka kan?”
“eh..nggak”
“berarti kamu nggak suka?”
“a..aku”
“baguslah kalo begitu,jadi aku bisa putus dengan Risa tanpa beban”
“hah?”
“meski Risa pacarku tapi dia selalu saja lebih perhatian padamu.aku sudah mikir mau putus saja dengannya.Tapikan nggak asik kalau ternyata kalian berdua punya perasaan yang sama.Kalau sepihak nggak masalah,ahh lega deh.Besok aku akan langsung bilang putus saja padanya.”
Berengsek benar cowok satu ini.Ujarku setelah mendengar percakapan itu.Kalau begitu aku duluan yang bilang begitu ketemu dia aku langsung bilang putus!!
“jangan main-main kamu!!”
“apa maksudmu? Bukannya kamu suka pada Risa?”
“ehh..sudah nggak masalah males ceweknya nggak suka padaku”
Apanya yang nggak masalah.!! Itu ujarku saat wili berkata seperti itu.
“enggak koo..aku sendiri juga sudah menganggap masalah ini selesai”
“apaan sih? Kenapa kamu marah sampai segitu nya?, Risa itu dia senang sekali waktu kamu nembak dia, dia bilang begitu,makannya aku setuju setuju saja kalian berdua pacaran.”
 “Eeeehhh..? apaan sih? Kenapa begitu!”
“Mana ku tahu.!”
Sepertinya mereka berkelahi….Heehh jangan berkelahi lagi.Hentikan mereka. Tunggu dulu.! Bagaimana ini? Crek jangan berhenti crek tunggu…zraaaaak
“eh..Haa..haaii”
“heii!”
“Gyaaaaaa itu Cuma suara TV.! Drap drap aku kabur saja.”
“jangaaaaaaaaan.! Tunggu dulu.!
Ini situasi yang sangat buruk, bodoh dasar bodoh.Aku ini sedang apa sih? Sampai detik ini apa yang sudah aku lakukan..
“hehmm Jeremy”
“hei cewe penguntit.! Apa yang tadi kamu lakukan di tempat seperti itu?”
“kenapa kamu bisa tahu itu aku?
“tentu saja ketahuan.!! Yaahh tapi sepertinya wili nggak sadar bahwa itu kamu.Gimana kalo kalian putus saja?, putuskan saja cowok yang bahkan tidak bisa mengenali pacarnya sendiri itu.”
“di bandingkan dia aku jauh lebih suka kamu Jeremy”
“karena kamu senang waktu kamu di tembak wili? Makannya aku juga.”
“Ahhh aku ini..aku tidak tahu, aku memang suka Jeremy kalau kata-kata Jeremy itu akan benar-benar, mendengar kata suka dari orang yang kita sukai, itu harapanku.”
“ehh ini lemari geser? Ehh iyaa dulu kan kita sering main didalam lemari geser.”
“iyaa..entah mengapa di dalam lemari geser itu tercium aroma yang lain dari pada yang lain.”
“dasar bodoh.! Itu bau kamper di lemari, kamper yang khusus lemari.”
Sebenarnya sejak dari dulu aku selalu merasakan debaran ini…