Minggu, 01 April 2012

tugas softskill pendidikan kewarganegaraan


TUGAS SOFTSKILL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Untuk membangun suatu tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadaban sesuai yang diamanatkan oleh mata kuliah ini, maka setiap warga negara harus memiliki karakter atau jiwa yang demokratis, antar lain :

a)      Rasa hormat dan tanggung jawab

-          Rasa hormat: harus selalu dilakukan oleh orang-orang yang usianya lebih muda terutama pada orang-orang yang usianya lebih tua. Sebagai orangtua, Anda pasti menginginkan memiliki seorang anak yang berbakti, santun serta menghormati orang yang lebih tua. Anda tentu sedih dan merasa malu apabila anak Anda tidak memiliki sikap-sikap di atas. Selain akan dicap gagal mendidik anak, Anda pun tidak akan mendapatkan rasa hormat dari anak yang Anda besarkan. Selain itu, anak Anda pun akan sulit diterima oleh lingkungan di luar keluarganya. Untuk menghindari hal-hal negatif tersebut, ada baiknya Anda mencoba tips-tips berikut sebelum terlambat.
Contoh nya seperti Rasa Hormat yang diberikan pemimpin pada karyawan sering juga tercermin dalam cara karyawan mengormati dan menciptakan pengalaman antara satu sama lain karena
Pemimpin yang memperlakukan stafnya dengan rasa hormat mendorong karyawannya untuk melkakuan hal yang sama pada teman sekerjanya. Atau rasa hormat seorang murid kepada pembingbing/guru yang memberi atau menyampaikan ilmu kepada murid nya sehingga seorang murid tersebut patut menghormati guru nya dengan cara menyapa atau bercium tangan saat berjumpa.

-          Rasa tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan untuk berbuat sesuatu, atau kadang-kadang dihubungkan dengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu perbuatan. Dalam bentuk kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Pengertian tanggung jawab selalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melakukan.

Dalam kebudayaan kita, umumnya "tanggung jawab" diartikan sebagai keharusan untuk "menanggung" dan "menjawab" dalam pengertian lain yaitu suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan.

Contoh yang umum, banyak keluarga berharap dapat mengajarkan tanggung jawab dengan memberikan tugas-tugas kecil kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai orangtua tentunya kita pun berkeinginan untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada anak. Missalkan anak harus setia melakukan tugas-tugas kecil itu, memang menimbulkan ketaatan. Atau contoh lainnya berupa tanggung jawab seorang pelajar yang seharus nya melakukan kegiatan kegiatan belajar dan seperti para pegawai yang di berikan rasa tanggung jawab dari atasan nya untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat dan benar.


b)      Bersifat kritis:
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, berpikir kritis memampukan kita menghindari pengambilan keputusan yang terburu atau gegabah yang akan merugikan diri sendiri. Contoh, ketika kita memutuskan untuk membeli sesuatu, membangun hubungan perkawinan dengan seseorang, pindah kerja, membangun bisnis, dan sebagainya.
Berpikir kritis juga telah menjadi bagian yang mengkonstitusikan jati diri mahasiswa.
Sebenarnya pemikiran kritis bisa membantu meningkatkan keterampilan berpikir. Diharapkan keterampilan dan kemampuan berpikir kritis dan logis bisa meningkatkan performa pada diri. Apabila sebelumnya seorang mahasiswa yang mendengar dan menerima begitu saja apa yang dikatakan orang/dosen atau guru atau teman-teman, maka sekaranglah saatnya diri sendiri berani berpikir dan mempertanyakan argumentasi orang/dosen atau guru atau teman. Dengan kemampuan berpikir kritis, seharusnya bisa:
1.      Memahami argumentasi-argumentasi dan keyakinan-keyakinan dosen dan teman-temanmu.
2.      Mengevaluasi dan menilai argumentasi dan keyakinan tersebut secara kritis.
3.      Membangun dan mempertahankan argument-argumen Anda yang sudah Anda bangun secara meyakinkan.

c)      Membuka diskusi dan dialog

-          Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

(Sumber : wikipedia.org)

Contoh, seorang dosen yang sedang memberikan materi kepada para mahasiswa nya sehingga membuat para mahasiswa berfikir dan memikirkan materi tersebut dengan cara mendiskusikan nya antar mahasiswa yang lain sehingga menghasilkan pemahaman pendapat yang baru dan yang lain. Selain itu Diskusi juga dapat diartikan sebagai sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan.

(sumber: dajal007.bedeng.com)

-          Dialog juga dapat diartikan sebagi sebuah percakapan timbal balik antara dua orang atau lebih. Dialog sebenarnya menyatakan proses berpikir dan perubahan cara berpikir menjadi proses berpikir yang kolektif. Pada proses dialog saat orag lain berkata sesuatu, pihak lain mendengarkan dan memberikan respon yang menyatakan bahwa ia sependapat dengan orang yang sebelumnya. Dalam dialog, sekelompok orang dapat mengeksplorasi prasangka-prasangka yang secara halus mengontrol suatu proses komunikasi.
Prasangka (ide, keyakinan, perasaan) inilah yang sebenarnya berperan penting dalam
menentukan suatu komunikasi sukses atau gagal. Dialog dengan demikian menjadi
sarana observasi secara kolektif untuk menyingkap nilai-nilai dan intensi-intensi
tersembunyi yang mengontrol perilaku kita. Dalam bahasa Bohm, dialog adalah suatu
arena dimana ‘collective learning’ terjadi yang memunculkan perasaan harmoni,
persahabatan dan kreatifitas.

(sumber : wikipedia.org/bohm_dialogue)
                        (sumber: merriam-webster.com)

d)      Bersifat terbuka: merupakan suatu sistem pemikiran yang terbuka. Ciri nya adalah bahwa nilai-nilainya tidak dipaksanakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

e)      Rasional diambil dari kata bahasa inggris rational yang mempunyai definisi yaitu dapat diterima oleh akal dan pikiran dapat ditalar sesuai dengan kemampuan otak.Hal-hal yang rasional adalah suatu hal yang di dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.Biasanya kata rasional ditujukan untuk suatu hal atau kegiatan yang masuk diakal dan diterima dengan baik oleh masyarakat . Rasional juga berarti norma - norma yang sudah baku di dalam masyarakat dan telah menjadi suatu hal yang biasa dan permanen.

Contoh dari tindakan rasional antara lain seperti:
-Seorang penjahat diadili karena kejahatannya
-Seseorang diberi hadiah karena sudah menolong orang lain
-seseorang harus menabung agar menjadi orang kaya
-Seseorang tidak mempercayai hal - hal yang belum dilihatnya
-Seseorang akan lebih berhati hati pada malam hari

f)       Jujur: jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.





DEFINISI DARI VISI DAN MISI

"Visi" adalah visi, misi, rencana kerja, isilah-istilah lainnya dari suatu lembaga/organisasi yang bersifat promosi dan non-ensiklopedis. Semua "Visi" diperbolehkan untuk ditempatkan di halaman artikel pada ruang nama utama tanpa syarat.

Visi dari pendidikan kewarganegaraan dalam menghadapi era globalisasi.

kewarganegaraan dalam menghadapi era globalisasi hendaknya mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. Aspek-aspek tersebut meliputi pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan,dan watak atau karakter kewarganegaraan dan mensyaratkan pengetahuan dan kemampuan intelektual, pendidikan untuk warga negara dan masyarakat demokratis harus di fokuskan pada kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk partisipasi yang bertanggung jawab efektif dan dan ilmiah dalam proses politik dan sosial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar